
Kamis, 10 November 2011
kimia
googleHukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisik (sistem dan proses kimia berdasarkan prinsip dan konsep fisika) yang digunakan untuk memprediksi perubahan entalpi dari hukum kekekalan energi. Berdasarkan Hukum Hess ini, perubahan entalpi keseluruhan dari suatu proses (reaksi) tidak tergantung pada langkah-langkah atau tahap-tahap reaksi yang dilaluinya tetapi tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir dari suatu reaksi.


penjas
google
Sepak bola adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang.[1] Olahraga ini sangat terkenal dan dimainkan di 200 negara.[1] Permainan sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola kulit berukuran 27-28 inci.[1] Lapangan yang digunakan dalam permainan ini memiliki lebar 50-100 yard dan panjang 100-300 yard.[1] Gawang tempat mencetak gol terletak di bagian ujung lapangan dengan dibatasi jaring berukuran tinggi 8 kaki dan lebar 24 kaki.[1]
Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari.[2] Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365.[2] Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola.[2] Di tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah.[2] Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut.[3] Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer).[3] Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola.[2] Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia.[2] Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara.[2]
Posisi dasar pemain dapat mengalami modifikasi menjadi berbagai pola atau taktik permainan.[5] Beberapa pola pemain yang sering digunakan dalam berbagai kejuaraan adalah 4-4-2 (paling sering digunakan), 3-4-2-1 (kekuatan terletak di bagian tengah lapangan), serta 4-3-3 (formasi klasik dari tahun 1970-an yang sering digunakan oleh sistem total football Belanda dan Jerman Barat ).[5]
Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir).[6] Pada akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB) memberlakukan sistem gol emas (golden gol) atau gol perak (silver gol) untuk menyelesaikan pertandingan.[6] Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenang, sedangkan dalam gol perak, tim yang memimpin pada akhir babak perpanjangan waktu pertama akan keluar sebagai pemenang.[6] Kedua sistem tersebut tidak lagi digunakan oleh IFAB.[6]
Pemain yang mendapatkan kartu merah harus keluar dari pertandingan tanpa bisa digantikan dengan pemain lainnya.[7] Beberapa contoh tindakan yang dapat diganjar kartu merah adalah pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabkan cedera parah pada lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang sedang berusaha mencetak gol, menyentuh bola untuk mencegah gol, dan menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung menantang.[7]
Petugas terakhir memiliki tugas untuk mencatat semua waktu yang sempat terhenti selama pertandingan berlangsung dan memberikan info mengenai tambahan waktu di akhir setiap babak.[8] Petugas ini juga bertugas memeriksa pergantian pemain dan menjadi penghubung antara manager tim dengan wasit.[8] Dalam beberapa pertandingan, teknologi penggunaan video atau penggunaan orang kelima untuk menentukan ketepatan keputusan wasit mulai digunakan.[8] Misalnya yang menentukan apakah suatu bola telah melewati garis atau apakah seorang pemain berada dalam keadaan offside ketika mencetak gol.[8]
Kompetisi international tertua di dunia adalah Copa America yang mempertandingkan tim-tim dalam wilayah Amerika Selatan setiap dua tahun sekali.[10] Copa America pertama kali diadakan tahun 1916 dan diikuti oleh 10 negara yang akhirnya membentuk The South American Football Confederation (Conmebol).[10] Untuk wilayah Amerika Utara, The Confederation of North, Central American and Caribbean Association Football (CONCACAF) menyelenggarakan kompetisi internasional setiap empat tahun sekali yang disebut Piala Emas CONCACAF.[11] Di kawasan Asia, negara-negara yang tergabung dalam Asian Football Confederation (AFC), mengadakan kompetisi internasional pertama tingkat Asia pada tahun 1956 di Hongkong yang disebut Piala Asia.[12] Pada tahun 1960, kompetisi tingkat regional Eropa diadakan untuk pertama kalinya dengan nama European Nations' Cup yang kemudian disebut sebagai UEFA European Championship (Piala Eropa atau EURO).[9] Di wilayah Oseania (meliputi Australia, Selandia Baru, dan berbagai Kepulauan Pasifik), kompetisi international setiap dua tahun dimulai sejak tahun 1996 disebut Piala Oseania.[13] Untuk wilayah Afrika, kompetisi Piala Afrika mulai diadakan sejak 1957 di Khartoum
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
![]() | |
Induk organisasi | FIFA |
---|---|
Nama lain | Football, soccer, footy/footie, "the beautiful game", "the world game" |
Pertama dimainkan | Pertengahan abad ke-19 di Inggris |
Data lengkap | |
Olahraga kontak fisik | Ya |
Jumlah pemain | 11 orang per tim |
Pria/wanita | Ya, kompetisi terpisah |
Kategori | Olahraga tim, Olahraga bola |
Peralatan | Bola sepak |
Tempat bertanding | Lapangan sepak bola |
Dipertandingkan di Olimpiade | 1900 |
Daftar isi[tampilkan] |
[sunting] Sejarah
Sejarah olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan -3 sebelum Masehi di Cina.[2] Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil.[2] Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari[3]. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.[3]Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari.[2] Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365.[2] Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola.[2] Di tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah.[2] Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut.[3] Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer).[3] Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola.[2] Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia.[2] Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara.[2]
[sunting] Posisi Pemain
Pada dasarnya, satu tim sepak bola terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-3 orang pemain bertahan, (fullbacks), 2-4 orang pemain tengah, dan 1-3 orang penyerang.[4] Penjaga gawang adalah satu-satunya pemain yang boleh menggunakan tangan untuk melindungi gawang dari serangan lawan.[4] Umumnya, penjaga gawang mengenakan pakaian yang berbeda dengan pemain lainnya.[4] Pemain bertahan memiliki tugas utama untuk menghentikan serangan lawan.[4] Pemain tengah biasanya terdiri dari pemain tengah penyerang yang bermain dekat dengan penyerang dan pemain tengah bertahan yang bermain dekat dengan pemain bertahan.[4] Penyerang memiliki tugas utama untuk mencetak gol ke gawang lawan.[4]Posisi dasar pemain dapat mengalami modifikasi menjadi berbagai pola atau taktik permainan.[5] Beberapa pola pemain yang sering digunakan dalam berbagai kejuaraan adalah 4-4-2 (paling sering digunakan), 3-4-2-1 (kekuatan terletak di bagian tengah lapangan), serta 4-3-3 (formasi klasik dari tahun 1970-an yang sering digunakan oleh sistem total football Belanda dan Jerman Barat ).[5]
[sunting] Aturan
[sunting] Lapangan permainan
Untuk pertandingan internasional dewasa, lapangan sepak bola yang digunakan memiliki panjang yang berkisar antara 100-120 meter dan lebar 65-75 meter.[6] Di bagian tengah kedua ujung lapangan, terdapat area gawang yang berupa persegi empat berukuran dengan panjang 7.32 meter dan tinggi 2.44 meter.[6] Di bagian depan dari gawang terdapat area pinalti yang berjarak 16.5 meter dari gawang.[6] Area ini merupakan batas kiper boleh menangkap bola dengan tangan dan menentukan kapan sebuah pelanggaran mendapatkan hadiah tendangan pinalti atau tidak.[6][sunting] Lama permainan
Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit di antara kedua babak.[6] Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti.[6] Wasit dapat menentukan berapa waktu tambahan di setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage time.[6]Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir).[6] Pada akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB) memberlakukan sistem gol emas (golden gol) atau gol perak (silver gol) untuk menyelesaikan pertandingan.[6] Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenang, sedangkan dalam gol perak, tim yang memimpin pada akhir babak perpanjangan waktu pertama akan keluar sebagai pemenang.[6] Kedua sistem tersebut tidak lagi digunakan oleh IFAB.[6]
[sunting] Pelanggaran
Apabila pemain melakukan pelanggaran yang cukup keras maka wasit dapat memberikan peringatan dengan kartu kuning atau kartu merah.[7] Pertandingan akan dihentikan dan wasit menunjukkan kartu ke depan pemain yang melanggar kemudian mencatat namanya di dalam buku.[7] Kartu kuning merupakan peringatan atas pelanggaran seperti bersikap tidak sportif, secara terus-menerus melanggar peraturan, berselisih kata-kata atau tindakan, menunda memulai kembali pertandingan, keluar-masuk pertandingan tanpa persetujuan wasit, ataupun tidak menjaga jarak dari pemain lawan yang sedang melakukan tendangan bebas atau lemparan ke dalam.[7] Pemain yang menerima dua kartu kuning akan mendapatkan kartu merah dan keluar dari pertandingan.[7]Pemain yang mendapatkan kartu merah harus keluar dari pertandingan tanpa bisa digantikan dengan pemain lainnya.[7] Beberapa contoh tindakan yang dapat diganjar kartu merah adalah pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabkan cedera parah pada lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang sedang berusaha mencetak gol, menyentuh bola untuk mencegah gol, dan menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung menantang.[7]
[sunting] Wasit dan Petugas Pertandingan
Dalam pertandingan profesional, terdapat 4 petugas yang memimpin jalannya pertandingan, yaitu wasit, 2 penjaga garis, dan seorang petugas di pinggir tengah lapangan.[8] Wasit memiliki peluit yang menandakan apakah saat berhenti atau memulai memainkan bola.[8] Dia juga bertugas memberikan hukuman dan peringatan atas pelanggaran yang terjadi di lapangan.[8] Masing-masing penjaga garis bertanggung jawab mengawasi setengah bagian dari lapangan.[8] Mereka membawa bendera dengan warna terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola keluar, ataupun offside.[8] Biasanya mereka akan bergerak mengikuti posisi pemain belakang terakhir.[8]Petugas terakhir memiliki tugas untuk mencatat semua waktu yang sempat terhenti selama pertandingan berlangsung dan memberikan info mengenai tambahan waktu di akhir setiap babak.[8] Petugas ini juga bertugas memeriksa pergantian pemain dan menjadi penghubung antara manager tim dengan wasit.[8] Dalam beberapa pertandingan, teknologi penggunaan video atau penggunaan orang kelima untuk menentukan ketepatan keputusan wasit mulai digunakan.[8] Misalnya yang menentukan apakah suatu bola telah melewati garis atau apakah seorang pemain berada dalam keadaan offside ketika mencetak gol.[8]
[sunting] Kejuaraan Internasional
Kejuaraan sepak bola internasional terbesar ialah Piala Dunia yang diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Football Association (FIFA).[9] Piala Dunia diadakan setiap empat tahun sekali dan dimulai di Uruguay pada tahun 1930.[9] Pencetus ide tersebut adalah Jules Rimet, seorang pengacara dan pengusaha Perancis yang terinspirasi setelah menonton Olimpiade Paris tahun 1924.[9]Kompetisi international tertua di dunia adalah Copa America yang mempertandingkan tim-tim dalam wilayah Amerika Selatan setiap dua tahun sekali.[10] Copa America pertama kali diadakan tahun 1916 dan diikuti oleh 10 negara yang akhirnya membentuk The South American Football Confederation (Conmebol).[10] Untuk wilayah Amerika Utara, The Confederation of North, Central American and Caribbean Association Football (CONCACAF) menyelenggarakan kompetisi internasional setiap empat tahun sekali yang disebut Piala Emas CONCACAF.[11] Di kawasan Asia, negara-negara yang tergabung dalam Asian Football Confederation (AFC), mengadakan kompetisi internasional pertama tingkat Asia pada tahun 1956 di Hongkong yang disebut Piala Asia.[12] Pada tahun 1960, kompetisi tingkat regional Eropa diadakan untuk pertama kalinya dengan nama European Nations' Cup yang kemudian disebut sebagai UEFA European Championship (Piala Eropa atau EURO).[9] Di wilayah Oseania (meliputi Australia, Selandia Baru, dan berbagai Kepulauan Pasifik), kompetisi international setiap dua tahun dimulai sejak tahun 1996 disebut Piala Oseania.[13] Untuk wilayah Afrika, kompetisi Piala Afrika mulai diadakan sejak 1957 di Khartoum
Rabu, 09 November 2011
bahasa indonesia
BUKUBagaimana sih caranya Meresensi Buku nah…. dalam meresensi buku kita akan merwesensi buku kumpulan cerpen dengan memperhatikan identitas buku. kemudian, kita akan menjelaskan keunggulan dan kelemahanya ……
Pokok Pokok yang dijadikan sasaran dalam meresensi buku antara lain
Dalam berbagai media massa, pemuatan resensi umumnya pada hari Minggu. Namun, tidak tertutup kemungkinan pada hari-hari yang lain. Kemungkinan dipilih hari Minggu karena memang hari libur sehingga penyajian tulisan-tulisan di media, tertama cetak, sengaja diberikan ruang renggang kepada pembaca agar dapat lebih santai.
Kata resensi berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata kerja revidere atau resencere. Revidere atau resencere berarti melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama yaitu mengulas sebuah buku. Dengan demikian, tindakan meresensi buku berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku (Samad, 1997:1).
Bidang penggarapan buku meliputi
(1) buku baik fiksi maupun nonfiksi
(2) pementasan seni, seperti film, sinetron, tari, drama, musik, atau kaset
(3) pameran seni baik seni lukis maupun seni patung.
Yang menjadi pertanyaan adalah hal apa saja yang diresensi? Untuk membuat suatu resensi yang baik, peresensi harus menetapkan sasaran yang ingin dicapai. Umumnya tidak ada yang memuaskan semua orang sebagai seharusnya bentuk sebuah resensi yang baik. Namun, paling tidak terdapat beberapa komponen untuk dijadikan sasaran penilaian. Komponen yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku adalah latar belakang, jenis buku, dan keunggulan buku.
A. Latar Belakang
Latar belakang meliputi
Peresensi harus menunjukkan kepada pembaca, buku yang baru disebutkan itu termasuk ke dalam golongan buku yang mana? Fiksi atau nonfiksi? Untuk bidang tertentu atau umum?
C. Keunggulan Buku
Keunggulan buku yang diresensi dapat dilihat dari organisasi buku, isi buku, bahasa yang digunakan.
D. Teknik Penyajian
Sebuah buku yang baik harus ditampilkan dengan perwajahan yang baik pula. Selain perwajahan, tentu ada segi lain yang harus baik. Peluncuran sebuah karya ilmiah paling tidak harus dilihat dari kekinian dan keilmuan. Posisi buku yang diresensi dapat dibandingkan dengan buku yang telah ditulis orang dengan topik yang hampir sama. Hal ini akan membuktikan apakah buku yang diresensi memiliki relevansi dengan isu masa kini?
Lalu, bagaimana sikap peresensi dalam menulis resensi? Peresensi seyoganya menunjukkan kedewasaan akademik. Kedewasaan tersebut terefleksi dalam sikap objektif dan orisinalitas keilmuan. Mungkin peresensi sendiri tidak akan (belum pernah) sebuah buku sekualitas buku yang diresensinya. Hal ini wajar diingat, tetapi bukan berarti menghambat keinginan untuk menulis resensi.
Peresensi juga harus memahami bidang kajian buku yang diresensi. Peresensi yang tidak memiliki bidang ilmu yang relevan dengan buku yang diresensi sangat berkemungkinan mengalami hambatan sehingga menyebabkan salah tafsir terhadap isi buku. Hal ini tentu saja akan merugikan banyak pihak.
Pokok Pokok yang dijadikan sasaran dalam meresensi buku antara lain
- Identitas buku
- Pembuka resensi
- Macam atau jenis buku
- Keunggulan buku
- Nilai buku
- Kelemahan buku
Dalam berbagai media massa, pemuatan resensi umumnya pada hari Minggu. Namun, tidak tertutup kemungkinan pada hari-hari yang lain. Kemungkinan dipilih hari Minggu karena memang hari libur sehingga penyajian tulisan-tulisan di media, tertama cetak, sengaja diberikan ruang renggang kepada pembaca agar dapat lebih santai.
Kata resensi berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata kerja revidere atau resencere. Revidere atau resencere berarti melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama yaitu mengulas sebuah buku. Dengan demikian, tindakan meresensi buku berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku (Samad, 1997:1).
Bidang penggarapan buku meliputi
(1) buku baik fiksi maupun nonfiksi
(2) pementasan seni, seperti film, sinetron, tari, drama, musik, atau kaset
(3) pameran seni baik seni lukis maupun seni patung.
Yang menjadi pertanyaan adalah hal apa saja yang diresensi? Untuk membuat suatu resensi yang baik, peresensi harus menetapkan sasaran yang ingin dicapai. Umumnya tidak ada yang memuaskan semua orang sebagai seharusnya bentuk sebuah resensi yang baik. Namun, paling tidak terdapat beberapa komponen untuk dijadikan sasaran penilaian. Komponen yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku adalah latar belakang, jenis buku, dan keunggulan buku.
A. Latar Belakang
Latar belakang meliputi
- Fakta tentang pengarang
- Deskripsi buku secara fisik
- Tujuan, bahan, metode, dan segi lain
- Ringkasan ikhtisar buku
Peresensi harus menunjukkan kepada pembaca, buku yang baru disebutkan itu termasuk ke dalam golongan buku yang mana? Fiksi atau nonfiksi? Untuk bidang tertentu atau umum?
C. Keunggulan Buku
Keunggulan buku yang diresensi dapat dilihat dari organisasi buku, isi buku, bahasa yang digunakan.
D. Teknik Penyajian
Sebuah buku yang baik harus ditampilkan dengan perwajahan yang baik pula. Selain perwajahan, tentu ada segi lain yang harus baik. Peluncuran sebuah karya ilmiah paling tidak harus dilihat dari kekinian dan keilmuan. Posisi buku yang diresensi dapat dibandingkan dengan buku yang telah ditulis orang dengan topik yang hampir sama. Hal ini akan membuktikan apakah buku yang diresensi memiliki relevansi dengan isu masa kini?
Lalu, bagaimana sikap peresensi dalam menulis resensi? Peresensi seyoganya menunjukkan kedewasaan akademik. Kedewasaan tersebut terefleksi dalam sikap objektif dan orisinalitas keilmuan. Mungkin peresensi sendiri tidak akan (belum pernah) sebuah buku sekualitas buku yang diresensinya. Hal ini wajar diingat, tetapi bukan berarti menghambat keinginan untuk menulis resensi.
Peresensi juga harus memahami bidang kajian buku yang diresensi. Peresensi yang tidak memiliki bidang ilmu yang relevan dengan buku yang diresensi sangat berkemungkinan mengalami hambatan sehingga menyebabkan salah tafsir terhadap isi buku. Hal ini tentu saja akan merugikan banyak pihak.
english
Simple present tense
Formula :
(+) S + v1 + o
(-) s + do/does +not+v1 +o
(?) do/does +s+v1+o
Passive :
S + to be + v3+by +o
S + to be + v3 +not + by+o
To be + s + v3 +by + o
Note:
I , you, we, they, (use “does” for (-))
He, she , etc ( use ‘do”)
Simple present continous tenses
(+)S + is,am,are + V-ing + O(-)s +is,am,are + not+ v-ing + o
(?) to be + s +v-ing+ o
Passive :
S + to be + being +v3 + by +o
S + to be +not + being +v3 + by +o
To be + s +v-ing +v3 +by +o
Simple present future tenses
Active:
S+shall/will+ v1+o
S+shall/will + not+ v1+o
Shall/will +s + v1+o
Passive :
S +shall/will+be +v3 +by+o
S +shall/will+not +be +v3 +by+o
Shall/will+s +be+v3 +by+o
Simple present prefect tense
S + have/has +v3 +oS + have/has +not+v3 +o
have/has +s +v3 +o
passive;
s +have/has +been + v3 +by+o
s +have/has +not+been + v3 +by+o
have/has + s +been + v3 +by+o
note :
I, you, we,they (use “have”)
He, she, it, etc (use “has”)
Simple past tense
S + V2 + object
s +did + not +v1+o
s +did + not +v1+o
Did +s + v1 +o
Passive :
S + was/were +v3 +by+o
S + was/were +not+v3 +by+o
Was/were+s+v3+by+o
Simple present tense
Example :
Active :
He lends a comic from his friend
He doesn`t lend a comic from his friend
Does he lend a comic from his friend ?.
What does he lend from his friend ?
-he lends a comic.
Passive:
The comic is lent by him from his friend.
The comic isn`t lent by him from his friend.
Is the comic lent by him from his friend ?
Simple present continous tense
Example :
Active
The bird is flying up the roof
The bird isn`t flying up the roof
Is the bird flying up the roof ?
I`m riding horse .
I`m not riding horse.
Is you riding horse with very fast ?
Passive :
The horse is being ridden by me .
The horse isn`t being ridden by me .
Is the horse being ridden by him ?
Simple present future tense
Example:
I shall return dictionary to my friend , tomorrow.
I shall not return dictionary my friend , tomorrow.
Will you return dictionary your friend tomorrow?
Passive :
The dictionary will be returned by me tomorrow.
The dictionary will not be returned by me tomorrow.
Will the dictionary be returned by your tomorrow?
What will be returned by your tomorrow?
Simple present prefect tense
Ronaldo has overthrown kurt in the alltraved stadium.
Ronaldo hasn`t overthrown kurt in the alltraved stadium.
Has Ronaldo overthrown kurt in the alltraved stadium ?
Where has ronaldo overthrown kurt ?
Passive:
Kurt has been overthrown by ronaldo in the alltraved stadium
Kurt hasn`t been overthrown by ronaldo in the alltraved stadium.
Has kurt been overthrown by ronaldo in the alltraved stadium?
Simple past tense
Example :
The teacher chid all students in the class .
The teacher didn`t chide all students in the class.
Did the teacher chide all students in the clss ?
Who did chide all students in the class ?
Passive :
All students were chided by teacher in the class.
All students were not chided by teacher in the class
Were all students chided by teacher in the class ?
Advising (to do something)
I think you should …
If I were you, I’d ….
Be careful of
You’d better …
Take my advice and …
Advising (not to do something)
I don’t think you should …
I wouldn’t …, if I were you.
You’d better not …
I wouldn’t advice...
Warning
Look out!
Be careful of!
Make sure you
Watch out for
- Watch out!
- Look out!
- Be careful!
- Take care when you drive!
- Whatever you do, do it carefully.
- These tablets should be kept out of the reach of the children.
- Read the instruction attentively
- Keep of the carpet. It has just been cleaned.
- Beware!
Langganan:
Postingan (Atom)